Add caption |
"kami semua murni mahasiswa dari Inhil, orang tua kami mayoritas penjualan kelapa. Saat ini sangat menjerat leher kami, harga kelapa menurun drastis. Kami meminta agar pemerintah mensinkronisasi dengan DPRD agar membuat perda standarisasi harga minimal kelapa," Sampai Ketua umum PB-HIPPMIH, Mahmudin.
Disamping itu mereka juga menuntut Pemerintah, agar segera mencabut hak izin operasional PT.Pulau Sambu. Mereka juga menyampaikan tuntutan agar pemimpin Inhil mundur dari jabatannya, dan meminta realisasi riil APBD untuk penanganan tanggul kelapa.
Seperti diketahui kabupaten Indragiri Hilir terkenal sebagai penghasil kelapa terbesar di Provinsi Riau. Tanggul perkebunan yang tidak ada perbaikan dan terus menjadi momok mengkhawatirkan, dan hari ini diperparah dengan terjun bebasnya harga
kelapa.
"Harga kelapa semula Rp 1.000 sekarang hanya Rp 200 rupiah perbutir nya. Dengan harga yang sangat murah itu, kami sangat sulit untuk melangsungkan kehidupan, apalagi saat ini biaya kebutuhan semakin hari semakin mahal," keluhnya. (Den/kir)
0 komentar:
Posting Komentar