Dirut RSUD, dr Nazli Arfani saat mendatangi Kejari PasirPangaraian |
Dari berbagai sumber yang dihimpun Segmennews.com, bahwa pencatutan nama Kajari, Syafiruddin SH,MH dilakukan OTK melalui Via SMS kepada Dirut RSUD PasirPangaraian, dr Nazli Arfani, dan meminta uang hingga puluhan juta.
Merasa curiga, Dirut RSUD tersebut lantas mendatangi kantor Kajari PasirPangaraian yang saat itu sedang ada kunjungan dari Kejati Riau, Selasa (30/10) lalu. Setelah di selidiki ternyata nomor Handphone yang menghubungi Dirut tersebut bukan Nomor handphone Kajari PasirPangaraian.
Kepala Kejaksaan Negeri PasirPangaraian, Safiruddin ditemui Segmennews.com, Rabu (7/11/2012) diruang kerjanya mengakui adanya laporan dari Dirut RSUD kepada pegawai Kejari, terkait meminta sejumlah uang tersebut. Dirinya juga membantah keras perbuatan itu dilakukannya. Menurutnya, itu adalah perbuatan orang yang tidak bertanggung jawab.
"Itu tidak benar, Saya pantang meminta uang kepada siapapun, sesuai aturan, kami dilarang meminta maupun menerima suap dari siapapun," tegas Syafiruddin.
Dia juga menegaskan, aturan itu juga belaku kepada pegawai kejaksaan, jika ditemui pegawai Kejari mendatangi instansi pemerintahan dan meminta sejumlah uang, jangan dilayani dan segera melaporkan kepadanya.
Sambungnya, terkait pencatutan nama tersebut, kejadian serupa juga pernah dialami oleh Kepala Sekolah di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Rohul, pelaku mengaku sebagai Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) dan meminta uang Rp 25 juta. Setelah mereka nego, akhirnya disetujui Rp 5 juta. Kepsek sempat mentransfer uang Rp 2 juta ke rekening pelaku.
Namun setelah Kepsek menanyakan perihal tersebut kepihak Kejari, ternyata nomor Handphone dan nomor rekening tersebut bukan milik Kajari ataupun milik salah satu pegawai kejaksaan. Saat ini pihak Kejari Pasir Pangaraian melakukan pelacakan pemilik nomor handphone dan nomor rekening, untuk ditindak.
"Kita imbau kepada masyarakat maupun pejabat, jika ada orang yang mengatas namakan Kajari maupun pihak Kejaksaan meminta sejumlah uang, jangan dipercaya, kami tidak pernah melakukan hal itu," imbau Syafiruddin. (dab)
0 komentar:
Posting Komentar