Jumat, 26 Agustus 2011

Unjuk Rasa Terkait Ancaman Pejabat Riau Terhadap Jurnalis

PEKANBARU (RS) Ratusan wartawan media cetak, elektronik dan on line bentrok dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di depan rumah dinas Gubernur Riau Jl Diponegoro, Pekanbaru, Kamis (25/8) malam.

Wartawan mengecam tindakan Kepala Biro Umum Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau Surya Maulana yang diduga melakukan intimidasi terhadap wartawan Harian Tribun Pekanbaru Hengki Seprihadi.

Hengki mengaku diancam Surya dan dua stafnya setelah memberitakan kasus dugaan pemotongan dana bantuan mesjid di Pemprov Riau. Dalam unjuk rasa, sempat terjadi aksi saling dorong antara wartawan dan petugas keamanan. Namun, suasana panas mereda setelah Kepala Biro Humas Pemprov Riau Chairul Rizki datang melerai wartawan dan Satpol PP.

Wartawan akhirnya diizinkan bertemu Gubernur Riau Rusli Zainal. Dalam pertemuan tersebut, Rusli meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan bawahannya. Rusli mengharapkan hubungan wartawan dan Pemprov Riau tetap berjalan baik.

“Saya mohon maaf atas masalah ini,” kata Rusli di depan para wartawan yang bertamu ke rumah dinasnya.

Ketua Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Riau Tony Hidayat mendesak Gubernur Riau memberhentikan Kepala Biro Umum Pemprov Riau Surya Maulana yang melakukan intimidasi terhadap jurnalis. Toni menyayangkan sikap seorang pejabat Riau yang dinilai tidak profesional dan kurang simpatik tersebut.

“Kalau merasa dirugikan media, kan bisa melakukan klarifikasi sesuai Undang-Undang Nomor 40/1999 tentang Pers. Seperti itu prosedurnya, bukan main ancam,” tegas Tony.

Pengancaman terhadap wartawan Tribun Pekanbaru Hengki Seprihadi bermula saat ia akan mewawancarai Gubernur Riau Rusli Zainal di rumah dinasnya. Saat itu, datang Surya Maulana mengajaknya bicara dan minta Hengki tidak memberitakan lagi tentang dugaan pemotongan dana bantuan mesjid di Pekanbaru.

Saat itu juga, Hengki dihampiri dua staf Surya yang langsung mengancam akan membunuh Hengki jika tetap memberitakan kasus penyunatan dana bantuan mesjid itu. (asr)

Ratusan Wartawan Bentrok dengan Satpol PP

Unjuk Rasa Terkait Ancaman Pejabat Riau Terhadap Jurnalis PEKANBARU (RS) Ratusan wartawan media cetak, elektronik dan on line bentrok ...

Minggu, 21 Agustus 2011

PEKANBARU (RS) Kabut asap akibat kebakaran lahan menyebabkan aktivitas penerbangan dan arus mudik di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru terganggu, Minggu (21/8). Dua jadwal keberangkatan pesawat tertunda karena jarak pandang terbatas.

Kabut asap bercampur uap air terlihat pekat di landasan pacu Bandara Sultan Syarif Kasim II sejak pagi. Jarak pandang di bandara internasional ini diperkirakan berkisar hanya 600 hingga 800 meter. Kondisi ini menyebabkan dua jadwal keberangkatan pesawat tertunda, yakni pesawat Garuda rute Pekanbaru-Jakarta seharusnya berangkat pukul 07.00 WIB ditunda menjadi pukul 08.30 WIB.

Sedangkan Lion Air rute Pekanbaru-Jakarta dijadwalkan berangkat pukul 07.00 WIB baru lepas landas pukul 07.45 WIB. Ratusan pemudik yang hendak meninggalkan Pekanbaru mengaku pasrah terlambat berangkat satu hingga satu setengah jam karena kondisi cuaca yang berkabut.



Air Duty Manager PT Angkasa Pura II Pekanbaru Guritno menyatakan jarak pandang yang terbatas beresiko bagi aktivitas penerbangan. Oleh sebab itu, maskapai diminta menunda keberangkatan sampai kabut menipis.

“Kondisi seperti ini memang rawan bagi keberangkatan maupun pendaratan pesawat. Kami mengimbau maskapai berhati-hati karena kabut bisa menyebabkan kecelakaan,” kata Guritno.

Saat ini, arus mudik di Bandara Sultan Syarif Kasim II belum mengalami lonjakan. Namun, pihak bandara mengingatkan kabut asap yang menyelimuti Pekanbaru bisa mengancam arus mudik seminggu menjelang Lebaran.

Sementara prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru Marzuki mengungkapkan kabut asap yang menyelimuti Pekanbaru terlihat pekat karena bercampur uap air atau fog. Kabut asap tersebut berasal dari sejumlah daerah di Sumatera Selatan dan Jambi yang mengalami kebakaran lahan.

“Di Riau tidak terlalu banyak titik api. Kebakaran lahan justru paling besar terjadi di luar provinsi ini,” kata Marzuki. (asr)

Kabut Asap Ganggu Aktivitas Penerbangan dan Arus Mudik

PEKANBARU (RS) Kabut asap akibat kebakaran lahan menyebabkan aktivitas penerbangan dan arus mudik di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbar...

Jumat, 19 Agustus 2011

PEKANBARU (RS) Unjuk rasa puluhan mahasiswa menuntut Gubernur Riau Rusli Zainal mundur di Pekanbaru diwarnai kericuhan, Jumat (19/8). Mahasiswa menyatakan Gubernur Riau bertanggung jawab terhadap kekisruhan pemilihan ulang Wali Kota Pekanbaru.

Demonstran dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Riau dan Badan Eksekuif Mahasiswa (BEM) se-Pekanbaru terlibat saling dorong dengan anggota satuan polisi pamong praja (Satpol PP) di gerbang Kantor Gubernur Riau, Jl Sudirman. Unjuk rasa yang awalnya damai berubah ricuh karena keinginan mahasiswa bertemu Gubernur Riau Rusli Zainal gagal. Pengunjuk rasa dari seluruh universitas di Pekanbaru ini juga sempat saling dorong dengan anggota Polresta Pekanbaru.

Mahasiswa mengaku kecewa karena Rusli Zainal tidak bersedia menemui mereka. Menurut pengunjuk rasa, gubernur menyebabkan pemilihan ulang Wali Kota Pekanbaru 14 September 2011 mendatang terancam batal.

Mahasiswa menduga Rusli Zainal mengintervensi pemilukada untuk memenangkan istrinya, calon Wali Kota Pekanbaru Septina Primawati. Menurut mahasiswa, politik dinasti yang dilakukan gubernur menyebabkan dana APBD hanya dinikmati segelintir elit kekuasaan. Oleh sebab itu, mereka mendesak Rusli Zainal mundur dari jabatannya.

“Kami minta hentikan politik dinasti yang menyengsarakan rakyat. Pemerintah Rusli menyebabkan kemiskinan di Riau semakin luas,” kata pengunjuk rasa.

Mahasiswa juga minta Kepala Badan Informasi Komunikasi Kesatuan Bangsa Riau Zulkarnain Kadir mundur dari jabatan karena memicu insiden pemukulan mahasiswa saat peringatan hari ulang tahun Riau di Gedung DPRD Riau, 9 Agustus lalu. (asr)

Unjuk Rasa Mahasiswa Ricuh, Tuntut Gubernur Riau Mundur

PEKANBARU (RS) Unjuk rasa puluhan mahasiswa menuntut Gubernur Riau Rusli Zainal mundur di Pekanbaru diwarnai kericuhan, Jumat (19/8). Mahasi...

Kamis, 18 Agustus 2011

PEKANBARU (RS) Puluhan anggota Front Pembela Islam (FPI) Pekanbaru merazia rumah makan dan tempat hiburan di Jl Imam Munandar, Pekanbaru, Kamis (18/8). Razia sempat diwarnai aksi pengrusakan.

Sekitar 20 anggota FPI mendatangi rumah makan Win 321, Jl Imam Munandar, Pekanbaru. FPI memaksa pemilik rumah makan menutup usaha. Razia FPI membuat warga yang sedang makan ketakutan dan buru-buru meninggalkan tempat ini.

Razia sempat diwarnai pengrusakan peralatan rumah makan. Ketua FPI Pekanbaru Feli Riziq yang juga turun ke lokasi berusaha menenangkan anggotanya untuk mencegah aksi anarkis. Ormas keagamaan ini juga menutup paksa tempat hiburan yang beroperasi siang hari selama Ramadan di Metro Swalayan, Jl Imam Munandar. Karyawan permainan video game diminta menghentikan aktivitas. “Tolong hentikan kegiatan. Ini surat imbauan Wali Kota Pekanbaru tolong ditaati,” tegas Feli.

FPI menilai pemilik tempat hiburan melanggar Surat Imbauan Wali Kota Pekanbaru Nomor 01/ 2011 tentang larangan usaha tertentu beroperasi di siang hari bulan puasa. FPI menyatakan Pemerintah Kota Pekanbaru tidak tegas menertibkan rumah makan dan tempat hiburan sesuai peraturan yang dikeluarkannya sendiri. Buktinya, masih banyak ditemukan restoran, karaoke dan panti pijat yang beraktivitas selama Ramadan sehingga meresahkan umat Islam yang melaksanakan ibadah puasa.

Anggota FPI sempat mendatangi Kantor Wali Kota Pekanbaru untuk menemui pejabat setempat. Namun, FPI hanya menyerahkan Surat Imbauan Wali Kota Pekanbaru kepada polisi dan staf pegawai kantor tersebut. “Kami minta pemerintah menangkap oknum satuan polisi pamong praja yang ikut membeking rumah makan dan tempat hiburan,” kata salah seorang anggota FPI. (asr)

Razia Rumah Makan Diwarnai Aksi Pengrusakan

PEKANBARU (RS) Puluhan anggota Front Pembela Islam (FPI) Pekanbaru merazia rumah makan dan tempat hiburan di Jl Imam Munandar, Pekanbaru, Ka...

Rabu, 17 Agustus 2011

PEKANBARU (RS) Puluhan anggota Ormas Nasional Demokrat (Nasdem) Pekanbaru menggelar aksi simpatik dengan membagikan bendera dan pin merah putih. Aksi untuk memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2011 ini menarik perhatian masyarakat.

Aksi simpatik Pengurus Ormas Nasdem digelar di Tugu Perjuangan, Jl Diponegoro, Pekanbaru, Rabu (17/8). Anggota Ormas Nasdem membagikan bendera dan pin merah putih kepada sejumlah pengendara. Menurut Ketua Ormas Nasdem Pekanbaru Abdullah Qayyum, aksi simpatik ini dilaksanakan untuk merayakan Hari Kemerdekaan, sekaligus untuk memupuk semangat kebangsaan.

“Ini hari bersejarah. Kita harus selalu mengenang jasa para pahlawan yang berjuang untuk meraih kemerdekaan,” kata Qayyum.

Ormas Nasdem Pekanbaru menilai nasionalisme sebagian besar warga berkurang karena negara belum mampu mewujudkan nilai-nilai proklamasi dan Undang-Undang Dasar 1945, yakni menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Kondisi ini diperparah maraknya korupsi dari tingkat pusat hingga daerah. “Kami prihatin kondisi bangsa ini. Namun, kita harus tetap optimistis mampu mengangkat derajat Indonesia di tengah masyarakat internasional,” kata Qayyum. (asr)

Anggota Ormas Nasdem Pekanbaru Gelar Aksi Simpatik Sambut Hari Kemerdekaan

PEKANBARU (RS) Puluhan anggota Ormas Nasional Demokrat (Nasdem) Pekanbaru menggelar aksi simpatik dengan membagikan bendera dan pin merah pu...
PEKANBARU (RS) Sejumlah anak jalanan di Pekanbaru menggelar aksi keprihatinan di hari kemerdekaan, Rabu (17/8). Anak jalanan merasakan Indonesia belum merdeka dari kemiskinan. Mereka juga menuntut para koruptor ditangkap karena menyebabkan ekonomi bangsa semakin terpuruk.

Anak jalanan, pedagang koran dan mahasiswa menggelar aksi di bundaran kantor Gubernur Riau, Jl Sudirman, Pekanbaru. Anak-anak dari keluarga miskin ini menyatakan kemerdekaan masih menjadi mimpi bagi mereka.

Pengunjuk rasa menggantung foto Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Anas Urbaningrum, terdakwa kasus mafia pajak Gayus Tambunan, Gubernur Riau Rusli Zainal dan Bupati Kampar Burhanudin Husin. Mereka menyatakan keempat figur ini bermasalah secara hukum.

Pengunjuk rasa menuntut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap dan menggantung orang-orang yang diduga melakukan korupsi karena menyebabkan kemiskinan dan kebangkrutan bangsa. “Kami mendesak KPK menangkap mereka yang menyebabkan rakyat semakin menderita. Jangan lagi mempermainkan hukum,” tegas seorang mahasiswa Age Pranata.

Anak jalanan menyatakan pemerintah belum melaksanakan Pasal 34 Ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan fakir miskin dan anak terlantar dipelihara negara. Buktinya, pengemis dan anak jalanan tidak mendapat perhatian pemerintah sehingga terus hidup terlunta-lunta di tengah ibu kota. (asr)

Anak Jalanan Tuntut Tangkap Koruptor di Hari Kemerdekaan

PEKANBARU (RS) Sejumlah anak jalanan di Pekanbaru menggelar aksi keprihatinan di hari kemerdekaan, Rabu (17/8). Anak jalanan merasakan Indon...

Senin, 15 Agustus 2011

ROKAN HULU (RS) Jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Kabupaten Rokan Hulu, Riau dengan Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara rusak berat. Kondisi jalan terlihat memprihatinkan karena berlubang. Jalan strategis ini akan dilewati ribuan kendaraan umum dan pribadi menjelang Lebaran.

Jalan lintas Sumatera yang rusak di Rokan Hulu sepanjang 30 kilometer melintasi empat kecamatan, masing-masing Kecamatan Tandun, Ujung Batu, Rambah Hilir dan Tambusai.

Jalan berlubang tergenang air karena hujan. Akibatnya kendaraan yang melewati jalur perdagangan ini memperlambat kecepatan kendaraan. Setiap sopir kendaraan harus ekstra hati-hati karena jalan rusak bisa menyebabkan mobil dan sepeda motor terpuruk dan kecelakaan.

Jalan lintas Sumatera di Rokan Hulu merupakan jalan penting karena menghubungkan Provinsi Riau dengan Sumatera Utara, tepatnya Kabupaten Padang Lawas. Meski Lebaran semakin dekat, hingga kini tidak terlihat perbaikan dilakukan Pemerintah Provinsi Riau. “Kami berharap ada perbaikan supaya saat mudik nanti arus kendaraan lancar,” kata seorang pengemudi Rizal. (dri)

Jalan Lintas Sumatera di Rokan Hulu Rusak Berat

ROKAN HULU (RS) Jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Kabupaten Rokan Hulu, Riau dengan Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara rusak bera...

Jumat, 12 Agustus 2011

PEKANBARU (RS) Puluhan mahasiswa terlibat keributan dengan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP di depan kediaman Gubernur Riau, Jl Diponegoro, Pekanbaru, Jumat (12/8). Pengunjuk rasa yang menamakan diri Gerakan Mahasiswa Peduli Daerah Pekanbaru (GMPDP) mendatangi kediaman Gubernur Riau untuk menyampaikan aspirasi.

Suasana aksi tiba-tiba berlangsung panas saat mahasiswa ingin masuk rumah dinas gubernur. Pengunjuk rasa dihadang puluhan anggota Satpol PP dari dalam gerbang. Seorang mahasiswa mencoba bernegosiasi untuk masuk ke komplek Gubernuran. Namun Kepala Satpol PP Provinsi Riau Mukhtar Amin menolak keinginan mereka walaupun pengunjuk rasa menjamin tidak melakukan tindakan anarkistis.

“Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi. Kenapa tidak diizinkan. Bapak berpihak pada rakyat atau gubernur,” tegas pengunjuk rasa.

Mukhtar Amin tetap melarang mahasiswa masuk ke kediaman Gubernur Riau. Akibatnya, massa mendobrak pintu gerbang. Namun, setelah itu mereka meninggalkan kediaman dan melanjutkan aksi ke kantor Gubernur Riau, Jl Sudirman.

Suasana aksi di depan gerbang kantor gubernur juga memanas. Mahasiswa terlibat saling dorong dengan Satpol PP di depan gerbang. Pengunjuk rasa minta Gubernur Riau Rusli Zainal menemui mereka. Namun pejabat yang hadir hanya Asisten I Pemerintah Provinsi Riau Abdul Latief.

“Kami tidak mengundang Abdul Latief. Yang seharusnya hadir disini Rusli Zainal,” tegas mahasiswa.

GMPDP menyatakan Gubernur Riau melakukan intervensi terhadap Pelaksana Tugas Wali Kota Pekanbaru dan KPU Pekanbaru untuk memenangkan istrinya Septina Primawati dalam pemilukada.

“Rusli sudah merusak Riau. Sekarang Pekanbaru mau diobok-obok. Buktinya, berbagai cara dilakukan untuk memenangkan pemilukada. Inilah bentuk pengangkangan demokrasi,” tegas mahasiswa.

Pengunjuk rasa akhirnya membubarkan diri dengan tertib. Namun mereka mengancam akan menggelar aksi serupa dengan massa lebih banyak. (asr)

Mahasiswa Ribut dengan Satpol PP di depan Kediaman Gubernur Riau

PE KANBARU (RS) Puluhan mahasiswa terlibat keributan dengan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP di depan kediaman Gubernur Riau, ...

Kamis, 11 Agustus 2011

PEKANBARU (RS) Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Pekanbaru menggelar sidang kasus korupsi kehutanan dengan terdakwa mantan Bupati Siak, Arwin AS, Kamis (11/8). Pengacara terdakwa minta jaksa mengusut juga keterlibatan Gubernur Riau dalam kasus yang merugikan negara ratusan milyar rupiah ini.

Ketua majelis hakim Pengadilan Tipikor Pekanbaru Maefri membuka sidang perdana dengan agenda pembacaan dakwaan jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ketua tim jaksa Harianto menyatakan terdakwa Arwin melakukan tindak pidana korupsi saat menduduki jabatan Bupati Siak tahun 2005.

Menurut jaksa, Arwin berperan memberikan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman (IUPHHK-HT) secara tidak sah kepada lima perusahaan. Salah satunya PT Balai Kayang Mandiri milik sepupu Arwin yang mendapat izin pengelolaan seluas 28.500 hektare.

Selain itu, izin juga diberikan kepada PT Bina Daya Bintara (8.000 hektare), PT Seraya Sumber Lestari (22.000 hektare), PT Rimba Mandau Lestari (7.500 hektare) dan PT National Timber and Forest Product (8.200 hektare).

Izin yang diterbitkan terdakwa menyebabkan kerusakan hutan alam seluas 74.200 hektare. Tindakan Arwin melanggar Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 10.1/ KPTS/ 2000 tentang Pedoman Pengelolaan Hutan dan Peraturan Pemerintah Nomor 34/ 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan.

Jaksa menegaskan Arwin juga menerima uang Rp850 juta dan US$2000 dari perusahaan yang mengajukan izin kehutanan. Perbuatan terdakwa bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 20/ 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

“Akibat izin yang dibuat mantan Bupati Siak, negara rugi Rp301 milyar, dihitung berdasarkan nilai kerusakan hasil hutan,” kata jaksa Harianto.

Ketua tim pengacara terdakwa Joni Irianto mengajukan keberatan terhadap dakwaan jaksa. Menurut Joni, kasus ini tidak masuk ranah hukum pidana karena peraturan yang dilanggar hanya administrasi negara, seperti keputusan menteri kehutanan.

“Keterangan saksi Agus Syamsir dan Sunario juga tidak benar. Sampai sekarang, tidak ada bukti Arwin menerima suap Rp850 juta dari perusahaan,” tegas Joni.

Pengacara terdakwa minta jaksa berlaku adil dengan mengusut keterlibatan Gubernur Riau Rusli Zainal dan Kementerian Kehutanan. Sebab, gubernur juga berwenang dalam penerbitan IUPHHK-HT.

Sidang perdana kasus korupsi kehutanan ini diwarnai unjuk rasa dari puluhan aktivis lingkungan. Aktivis mendesak Pengadilan Tipikor memeriksa Gubernur Riau yang juga berperan mengeluarkan izin kehutanan di Siak. Menurut massa, pengadilan dinilai tidak fair jika hanya mengadili Bupati Siak yang hanya bawahan Gubernur Riau. (asr)

Pengacara Arwin Minta Keterlibatan Gubernur Riau Diusut

PEKANBARU (RS) Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Pekanbaru menggelar sidang kasus korupsi kehutanan dengan terdakwa mantan Bupati S...
ROKAN HULU (RS) Puluhan warga terlibat keributan dengan Kepala Desa Teluk Sono di Rokan Hulu, Rabu (10/8). Warga menuding kepala desa menjual lahan mereka ke sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit secara ilegal.

Pertemuan warga dengan Kepala Desa Teluk Sono Syamsir di Kantor Camat Bonai Darussalam berlangsung panas. Warga memaki kepala desa karena diduga menjual lahan masyarakat ke PT Hutahean tanpa izin mereka. “Lahan kami dijual secara sepihak. Mana tanggung jawabnya,” kata seorang warga Eva.

Mereka mengaku perkebunan kelapa sawit seluas 1.000 hektare milik kelompok tani dijual ke perusahaan PT Hutahean secara diam-diam. Warga menuntut Kepala Desa Teluk Sono Syamsir bertanggung jawab terhadap berkurangnya lahan yang dikelola masyarakat.

Warga meninggalkan ruang pertemuan sebelum dialog dengan pimpinan daerah selesai. Mereka kecewa aparatur kecamatan dan desa tidak mampu menyelesaikan masalah lahan ini. Masyarakat mengancam akan melaporkan kasus ini ke Mabes Polri karena laporan mereka ke Polres Rokan Hulu dan Bupati Rokan Hulu Achmad tidak ditanggapi.

Sementara itu, Kepala Desa Teluk Sono Syamsir membantah tuduhan warga bahwa dirinya menjual lahan ke perusahaan secara sepihak. Syamsir minta warga membuktikan tuduhan mereka jika ada penjualan tersebut. “Silakan kalau ada bukti. Saya akan bertanggun jawab. Tapi sampai sekarang kan tidak ada,” kata Syamsir. (dri)

Warga Ribut dengan Kepala Desa dalam Kasus Lahan di Rokan Hulu

ROKAN HULU (RS) Puluhan warga terlibat keributan dengan Kepala Desa Teluk Sono di Rokan Hulu, Rabu (10/8). Warga menuding kepala desa menjua...

Selasa, 09 Agustus 2011

PEKANBARU (RS) PLN Wilayah Riau Kepulauan Riau melakukan pemadaman listrik bergilir selama Ramadan. Krisis listrik terjadi karena pasokan arus dari tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Sumatera berkurang, menyusul musim kemarau yang melanda wilayah tersebut.

PLN Riau Kepri memadamkan listrik mulai, Rabu (10/8) besok selama dua jam setiap hari. Jadwal pemadaman pukul 08.00 WIB sampai 15.00 WIB secara bergilir di Kota Pekanbaru dan sekitarnya.

Krisis listrik di Sumatera terjadi akibat berkurangnya pasokan energi dari tiga pembangkit, yakni PLTA Singkarak dan Maninjau, Provinsi Sumatera Barat dan PLTA Koto Panjang, Provinsi Riau.

Dalam kondisi normal, PLTA Singkarak, Maninjau dan Koto Panjang mampu menghasilkan arus 367 megawatt. Namun saat ini hanya mensuplai 277 megawatt atau defisit 90 megawatt.

Kepala Manager SDM PLN Riau Kepri Suhatman menjelaskan debit air ketiga PLTA menurun karena musim kemarau sehingga operasional pembangkit terganggu. Namun, PLN memastikan tidak ada pemadaman listrik saat buka puasa dan sahur selama Ramadan. Pemadaman bergilir hanya dilakukan siang hari hingga pertengahan September 2011.

“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan masyarakat. Kondisi ini memang disebabkan faktor alam sehingga PLTA tidak beroperasi secara maksimal,” kata Suhatman. (asr)

PLN Lakukan Pemadaman Bergilir Selama Ramadan

PEKANBARU (RS) PLN Wilayah Riau Kepulauan Riau melakukan pemadaman listrik bergilir selama Ramadan. Krisis listrik terjadi karena pasokan ar...

Minggu, 07 Agustus 2011

PEKANBARU (RS) Ratusan warga berunjuk rasa menuntut Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pekanbaru menggelar pemilihan ulang Wali Kota Pekanbaru, Minggu (7/8). Massa menduga ada upaya membatalkan pemilihan wali kota untuk kepentingan calon tertentu.

Sekitar 500 warga memadati Jl Cut Nyak Din, Pekanbaru. Warga yang sebagian besar ibu rumah tangga ini berasal dari 12 kecamatan. Pengunjuk rasa menuntut KPU Pekanbaru menggelar pemilihan ulang Wali Kota Pekanbaru, September 2011.

Jadwal pemilihan ulang ini sesuai keputusan Mahkamah Konstitusi pasca penolakan hasil pemilukada Pekanbaru Mei 2011 lalu karena dinilai cacat hukum. Massa minta Ketua KPU Pekanbaru Makmur Hendrik dan Pelaksana Tugas Wali Kota Pekanbaru Syamsurizal tidak merekayasa pemilukada untuk kepentingan politik calon wali kota tertentu.

“Kami melihat ada indikasi pemungutan suara ulang akan ditunda-tunda. Ini bentuk pengangkakangan konstitusi dan demokrasi,” tegas juru bjcara aksi, Dodi Armawan.

Dua pasangan calon Wali Kota Pekanbaru yang bersaing, masing-masing pasangan Firdaus-Ayat Cahyadi dan Septina Primawati-Erizal Muluk. Unjuk rasa berlangsung damai.

Warga mengancam akan terus menggelar aksi sampai KPU Pekanbaru menetapkan jadwal pemilihan Wali Kota Pekanbaru sesuai keputusan Mahkamah Konstitusi. (asr)

Warga Unjuk Rasa, Tuntut KPU Pekanbaru Gelar Pemilukada Ulang

PEKANBARU (RS) Ratusan warga berunjuk rasa menuntut Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pekanbaru menggelar pemilihan ulang Wali Kota Pekanbaru, Min...

Jumat, 05 Agustus 2011

PEKANBARU (RS) Sejumlah warga mendatangi Markas Polda Riau, Pekanbaru, Jumat (5/8). Warga menuntut polisi adil dalam mengusut kasus bentrokan di Kampar. Saat ini, Polda Riau baru menahan satu orang dari pihak warga. Sementara sekelompok preman yang menyerang pemukiman penduduk masih bebas.

Sekitar 15 warga Kampar mendatangi Unit Pelayanan Markas Polda Riau, Jl Sudirman, Pekanbaru. Mereka minta polisi menyelidiki kasus penyerangan yang dilakukan sekelompok preman di Desa Kota Garo, Kecamatan Tapung Hilir, Kampar.
Bentrokan yang terjadi 29 Juli 2011 tersebut dipicu sengketa lahan antara warga dengan PT Raka. Menurut warga, perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut menyerobot lahan mereka seluas 1200 hektare.
Juru bicara warga, Juli Arianto mengatakan suasana di Kota Garo masih mencekam. Warga mengungsi ke tempat aman karena trauma akibat penyerbuan yang dilakukan sejumlah pemuda. Warga juga minta polisi bertindak adil dengan menahan preman yang menyerang dan merusak rumah mereka. “Kami menuntut proses hukum ini berjalan adil. Polisi harus melindungi masyarakat yang ketakutan akibat diserbu sekelompok pemuda,” kata Juli.
Saat ini, Polda Riau baru menahan seorang dari pihak warga atas tuduhan pengeroyokan. Sedangkan komplotan yang merusak rumah warga masih bebas. (asr)

Warga Desak Polisi Adil Usut Kasus Bentrokan di Kampar

PEKANBARU (RS) Sejumlah warga mendatangi Markas Polda Riau, Pekanbaru, Jumat (5/8). Warga menuntut polisi adil dalam mengusut kasus bentroka...
ROKAN HULU (RS) Aksi balapan liar di malam Ramadan di Pasir Pengarayan, Rokan Hulu menelan korban jiwa, Kamis (4/8). Seorang anak baru gede (ABG) tewas saat melakukan aksi terlarang tersebut.
Korban tewas bernama Syamsul, warga Desa Rambah Tengah Hulu, Kecamatan Rambah, Rokan Hulu. Sedangkan temannya yang dibonceng, Raja Rambe kritis di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasir Pengarayan. Satu ABG lagi, Amrizal terkena benturan sepeda motor Syamsul juga kritis. Ketiga korban dilarikan warga ke rumah sakit setelah kecelakaan maut di malam Ramadan.
Kematian Syamsul disambut isak tangis keluarga korban. Ayah dan ibunya langsung datang melihat jenazah di RSUD Pasir Pengarayan. Kondisi korban terlihat memprihatinkan karena mengalami luka berat di bagian perut.
Menurut anggota Polres Rokan Hulu Brigadir Jufendi, sepeda motor Syamsul saling berlawanan arah dengan sepeda motor Amrizal. Mereka yang sedang ikut balapan liar itu bertabrakan. "Selama Ramadan, sudah empat kali terjadi tabrakan seperti ini. Dua korban meninggal dunia," kata Brigadir Jufendi. (dri)

Balap Liar Malam Ramadan, Satu ABG Tewas

ROKAN HULU (RS) Aksi balapan liar di malam Ramadan di Pasir Pengarayan, Rokan Hulu menelan korban jiwa, Kamis (4/8). Seorang anak baru gede ...
ROKAN HULU (RS) Pengadilan Tinggi (PT) Pekanbaru memvonis bebas terdakwa kasus pembunuhan di Rokan Hulu, Sujarwo. Vonis bebas tersebut membuat keluarga korban pembunuhan kecewa.
PT Pekanbaru menyatakan Sujarwo tidak bersalah dalam putusan sidang banding, Selasa (2/8) lalu. Sujarwo didakwa membunuh mantan istrinya Mujiati, akhir Juli 2010. Menurut keluarga korban Andi, vonis bebas yang diberikan PT Pekanbaru melukai rasa keadilan. Keluarga menyatakan akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung (MA).
"Kami tidak terima Sujarwo dibebaskan. Ia sudah divonis penjara 17 tahun di Pengadilan Negeri (PN) Pasir Pengarayan. Kok sekarang bebas," kata Andi.
Sebelumnya, PN Pasir Pengarayan memang menyatakan Sujarwo bersalah dan memvonis 17 tahun penjara dalam sidang tanggal 30 Maret 2011. Dalam sidang, terdakwa membantah tuduhan membunuh mantan istrinya. Padahal dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di Polres Rokan Hulu, Sujarwo mengaku menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa mantan istrinya Mujiati. Ia melakukan tindakan itu agar Mujiati tidak mendapat harta gono gini setelah bercerai.
Usai divonis 17 tahun penjara di PN Pasir Pengarayan, Sujarwo melalui kuasa hukumnya mengajukan banding ke PT Pekanbaru. Akhirnya, terdakwa dinyatakan bebas dalam sidang yang digelar di PT Pekanbaru, Selasa (2/8). (dri)


KETERANGAN FOTO : Suasana sidang di Pengadilan Negeri (PN) Pasir Pengarayan, Rokan Hulu, 30 Maret 2011. Majelis hakim PN Pasir Pengarayan memvonis terdakwa Sujarwo selama 17 tahun penjara. Namun, PT Pekanbaru menyatakan terdakwa tidak bersalah sehingga harus dibebaskan dalam sidang banding, Selasa (2/8).

PT Pekanbaru Vonis Bebas Terdakwa Kasus Pembunuhan

ROKAN HULU (RS) Pengadilan Tinggi (PT) Pekanbaru memvonis bebas terdakwa kasus pembunuhan di Rokan Hulu, Sujarwo. Vonis bebas tersebut membu...

Kamis, 04 Agustus 2011

PEKANBARU (RS) Hujan yang mengguyur Kota Pekanbaru, Kamis (4/8) siang menyapu kabut asap akibat kebakaran lahan. Kabut seketika menghilang dan cuaca berubah lebih terang.

Kabut asap sempat terlihat pekat menjelang pagi. Warga pun mulai menggunakan masker karena udara tercemar menganggu kesehatan. Kabut asap pekat menyelimuti seluruh kawasan di Pekanbaru, meliputi 12 kecamatan selama tiga hari. Udara mengandung partikel debu ini menutupi langit ibu kota Provinsi Riau.

Kabut asap berasal dari kebakaran lahan gambut yang melanda 10 kabupaten dan kota. Jarak pandang sempat menurun menjadi hanya 300 meter sekitar pukul 09.00 WIB. Namun, setelah hujan turun pukul 10.30 WIB, jarak pandang semakin menjauh dan suasana kota lebih terang.

Kabut asap sudah berdampak pada kesehatan dan aktivitas warga. Pengendara di sejumlah jalan utama merasakan sesak nafas dan sakit mata akibat menghirup udara kotor. Terutama pengendara sepeda motor di Jl Sudirman, Diponegoro, Tuanku Tambusai dan Soekarno-Hatta.

Sebagian warga menggunakan alat pelindung pernafasan atau masker, menyusul memburuknya kualitas oksigen. Warga khawatir terserang infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

“Saya sudah mulai batuk-batuk. Ini karena menghirup udara kotor setiap hari,” kata seorang warga, Tommy.

Tommy menyayangkan lambannya Gubernur Riau Rusli Zainal menyikapi masalah kebakaran lahan yang terjadi setiap tahun. Pemerintah daerah juga dinilai kurang tanggap terhadap bencana asap. (asr)

Hujan Sapu Kabut Asap di Pekanbaru

PEKANBARU (RS) Hujan yang mengguyur Kota Pekanbaru, Kamis (4/8) siang menyapu kabut asap akibat kebakaran lahan. Kabut seketika menghilang d...

Rabu, 03 Agustus 2011

PEKANBARU (RS) Kabut asap akibat kebakaran lahan kembali menyelimuti Pekanbaru, Rabu (3/8). Dari pantauan satelit National Oceanic Admospheric and Administration (NOAA) yang diterima Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, tercatat 131 titik api terdeteksi di Riau.

Memasuki awal Agustus 2011, kabut asap pekat kembali terlihat di sejumlah lokasi di Pekanbaru. Terutama di jalan-jalan utama, seperti Jl Sudirman, Kaharudin Nasution dan Tuanku Tambusai.

Kabut asap menyebabkan jarak pandang terbatas, Rabu (3/8). Sebagian pengendara menyalakan lampu kendaraan untuk menghindari kecelakaan. Oksigen tercemar ini berasal dari kebakaran lahan di sejumlah daerah.

Warga mengeluh karena kabut asap menyebabkan gangguan kesehatan. Udara kotor menyebabkan warga terserang infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan iritasi mata. “Kalau naik sepeda motor, mata terasa perih. Kadang juga sesak nafas,” kata seorang warga, Hamdani.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru mendeteksi 298 titik api (hotspot) di Sumatera. Sebagian besar berada di Provinsi Riau yang mencapai 131 titik api. Kebakaran lahan terparah terjadi di Rokan Hilir. Di daerah ini terpantau ada 39 titik api. Meski melanggar Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, warga tetap membakar lahan untuk areal perkebunan kelapa sawit dan pemukiman baru. (asr)

Ratusan Titik Api Terpantau di Riau

PEKANBARU (RS) Kabut asap akibat kebakaran lahan kembali menyelimuti Pekanbaru, Rabu (3/8). Dari pantauan satelit National Oceanic Admosph...
KAMPAR (RS) Kabut asap akibat kebakaran lahan menutupi Jalan Lintas Sumatera di Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (3/8). Akibatnya jarak pandang terbatas sehingga mengganggu lalu lintas kendaraan.

Kabut asap tebal terlihat di Jalan Lintas Sumatera di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kampar. Pengendara yang melintas di jalan penghubung Riau-Sumatera Barat ini terpaksa mengurangi kecepatan dan menyalakan lampu kendaraan.

Jarak pandang yang hanya lima meter rawan menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Kabut asap berasal dari kebakaran ratusan hektare lahan gambut di Desa Rimbo Panjang dan sekitarnya.

Cuaca panas dan angin kencang di lokasi menyebabkan kebakaran dengan cepat meluas. Diduga, sekelompok warga sengaja membakar lahan ini untuk dijadikan areal perkebunan dan pemukiman. Penduduk mengaku kesulitan memadamkan api karena kekurangan air, sementara lahan yang terbakar sangat luas.

“Akhirnya kami hanya menunggu api padam. Sulit mengatasi kebakaran lahan gambut karena apinya berada di bawah permukaan tanah,” kata warga, Arman.

Memasuki awal Agustus, kebakaran lahan dan hutan kembali melanda sejumlah daerah di Riau. Akibatnya, kabut asap menyelimuti sebagian Pulau Sumatera. (asr)

Kabut Asap Selimuti Jalan Lintas Sumatera di Kampar

KAMPAR (RS) Kabut asap akibat kebakaran lahan menutupi Jalan Lintas Sumatera di Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (3/8). Akibatnya jarak pandang ...

Senin, 01 Agustus 2011

ROKAN HULU (RS) Puluhan warga mengamuk dan membakar dua alat berat sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Rokan Hulu, Senin (1/8). Kericuhan dipicu sengketa lahan warga dengan PT Mazuma Agro Indonesia yang berlarut-larut.

Massa menyerbu perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Tambusai, Rokan Hulu. Warga yang emosi membakar dua alat berat PT Mazuma Agro Indonesia. Pekerja perusahaan perkebunan kelapa sawit ini juga menjadi sasaran amukan warga Desa Batang Kumu, Kecamatan Tambusai. Massa merusak rumah dan memaksa pekerja termasuk keluarganya meninggalkan perusahaan.

Penyerangan ini dilatarbelakangi kasus sengketa lahan warga Desa Batang Kumu dengan PT Mazuma Agro Indonesia yang tidak kunjung tuntas selama empat tahun. Warga menyatakan perusahaan menyerobot tanah ulayat seluas 5500 hektare.

Emosi warga semakin tidak terbendung karena proses hukum aksi pembakaran puluhan rumah penduduk tahun 2010 lalu berjalan lamban. “Kami kecewa terhadap aparat hukum. Sengketa lahan ini berlarut-larut sehingga merugikan masyarakat,” kata Kepala Desa Batang Kumu Sari Muda Manalu. (dri)

Massa Bakar Dua Alat Berat dalam Kericuhan Sengketa Lahan

ROKAN HULU (RS) Puluhan warga mengamuk dan membakar dua alat berat sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Rokan Hulu, Senin (1/8). Ker...

 

berdaulat.co © 2015 - Blogger Templates Designed by Templateism.com, Plugins By MyBloggerLab.com