Minggu, 31 Juli 2011

PEKANBARU (RS) Pemantauan hisab dan hilal di Pekanbaru terhalang kabut asap, Minggu (31/7). Namun, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau meyakinkan awal Ramadan jatuh besok berdasarkan pantauan bulan di daerah lain.

Pemantauan hisab dan hilal dilaksanakan di Gedung Surya Dumai Pekanbaru. Petugas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau melakukan pengamatan dengan teleskop khusus. Namun hingga pukul 6 sore, belum terlihat bulan yang menentukan awal Ramadan.

Menurut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau Ansyari Nur, bulan awal Ramadan tidak terlihat karena terhalang kabut asap. Kondisi ini menyebabkan pemantauan hisab dan hilal di Pekanbaru terganggu.

“Belum kelihatan bulan awal Ramadan. Ini terjadi karena kabut menutupi langit Pekanbaru,” kata Ansyari.

Kabut asap akibat kebakaran lahan memang menyelimuti Pekanbaru dan sekitarnya sejak dua hari lalu. Meski bulan tidak terlihat, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau meyakinkan bulan puasa atau 1 Ramadan, Senin (1/8). Keyakinan ini berdasarkan pengamatan hisab dan hilal di daerah lain di Provinsi Riau. (asr)

Pemantauan Hisab dan Hilal Terhalang Kabut Asap

PEKANBARU (RS) Pemantauan hisab dan hilal di Pekanbaru terhalang kabut asap, Minggu (31/7). Namun, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi...

Rabu, 27 Juli 2011

ROKAN HULU (RS) Puluhan warga mendatangi Kantor PLN Pasir Pengarayan, Rokan Hulu, Rabu (27/7). Warga mengaku tertipu oknum pegawai perusahaan mitra PLN yang memungut uang jutaan rupiah untuk pemasangan aliran listrik.

Sekitar 31 warga Kecamatan Ujung Batu mengadu ke Kantor PLN Pasir Pengarayan. Warga mengungkapkan ada pegawai pemasang listrik di Rokan Hulu melakukan penipuan.

Menurut warga, tiga orang yang mengaku pegawai CV Prima Abadi tersebut meminta uang Rp5 juta hingga Rp6 juta kepada calon pelanggan untuk pemasangan aliran listrik baru. Masyarakat bersedia membayar karena selama ini sulit mendapatkan pemasangan listrik.

“Kami tidak ada pilihan. Memang sulit dapat aliran listrik selama ini. Kalau membayar, ya tidak apa-apa. Yang penting listrik terpasang,” kata warga, Mariana.

Namun, setelah membayar dan meteran listrik terpasang dua bulan, petugas PLN malah memutuskan arus di rumah warga. Petugas PLN beralasan meteran tersebut ilegal. Warga merasa ditipu petugas yang mengaku dari CV Prima Abadi sebagai perusahaan mitra PLN.

“Kami menuntut tanggung jawab PLN. Kenapa bisa begini, sudah dipasang kok terus diputus lagi,” kata Mariana.

Sementara Manager PLN Ranting Pasir Pengarayan, Muhammad Harianja menyatakan CV Prima Abadi memang resmi mitra PLN yang beroperasi memasang aliran listrik baru ke rumah warga. Namun, petugas yang memasang listrik dan memungut biaya hingga Rp6 juta tersebut tidak terdaftar.

PLN mempersilakan warga melaporkan kasus penipuan ini ke Polres Rokan Hulu. “Silakan warga melapor kalau merasa dirugikan. Yang jelas, CV Prima Abadi itu memang resmi, tapi petugas itu yang ilegal,” kata Muhammad. (dri)

Puluhan Warga Tertipu Petugas Pemasang Listrik di Rokan Hulu

ROKAN HULU (RS) Puluhan warga mendatangi Kantor PLN Pasir Peng arayan, Rokan Hulu, Rabu (27/7). Warga mengaku tertipu oknum pegawai perusaha...
PEKANBARU (RS) Sekitar 200 mahasiswa bentrok dengan polisi dalam unjuk rasa menuntut pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) bersih di Pekanbaru, Rabu (7/7). Mahasiswa mencurigai adanya upaya menunda pemungutan suara ulang dalam pemilihan Wali Kota Pekanbaru.

Unjuk rasa tiba-tiba ricuh saat ratusan mahasiswa memaksa masuk Kantor Gubernur Riau, Jl Sudirman, Pekanbaru. Mahasiswa dari berbagai universitas di Riau ini dihadang puluhan anggota Poltabes Pekanbaru.

Aksi saling pukul terjadi dan melukai beberapa pengunjuk rasa di depan gerbang Kantor Gubernur Riau. Mahasiswa dan ibu-ibu sempat memblokir Jl Sudirman sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.

“Kami menuntut tidak ada rekayasa dalam pemilukada. KPU dan Pelaksana Tugas Wali Kota Pekanbaru harus netral. Jika tidak, rakyat akan bergerak,” tegas seorang pengunjuk rasa, Ifdal.

Massa juga menuntut Gubernur Riau Rusli Zainal tidak mengintervensi pemilihan Wali Kota Pekanbaru. Menurut mahasiswa, Rusli Zainal dan KPU Pekanbaru seharusnya berada di tengah dalam menjalankan demokrasi di daerah. Gubernur Riau diminta tidak berpihak ke salah satu calon Wali Kota Pekanbaru yang juga istrinya, Septina Primawati.

Massa mendesak pemungutan suara ulang dilaksanakan sesuai keputusan Mahkamah Konstitusi, yakni bulan September 2011. Mahasiswa akhirnya membubarkan diri setelah menyampaikan aspirasi. (asr)

Mahasiswa Bentrok dengan Polisi Saat Unjuk Rasa Tuntut Pemilukada Bersih

PEKANBARU (RS) Sekitar 200 mahasiswa bentrok dengan polisi dalam unjuk rasa menuntut pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) bersih di Pek...

Senin, 25 Juli 2011

KUANTAN SINGINGI (RS) Ratusan warga antre di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) akibat kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Kuantan Singingi, Senin (25/7). Warga membeli premium dan solar menggunakan jerigen.

Kelangkaan BBM terjadi di hampir semua SPBU di Kuantan Singingi selama satu minggu. Antara lain di SPBU Jalan Lintas Sumatera, Kecamatan Singingi Hilir. Ratusan warga menunggu satu sampai dua jam untuk mendapatkan premium dan solar.

Sebagian warga membawa jerigen karena takut kehabisan stok. Sementara sebagian lagi memburu BBM untuk dijual dengan harga lebih mahal, Harga premium dan solar eceran di Kuantan Singingi mencapai Rp6000 perliter. Sedangkan di SPBU hanya Rp4500 perliter.

“Kami jual lagi di kampung karena disana premium langka. Sudah seminggu seperti ini,” kata pedagang eceran, Hendri.

Petugas SPBU membolehkan warga membawa jerigen dengan alasan sudah ada izin dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kuantan Singingi. Menurut petugas, kelangkaan BBM terjadi akibat berkurangnya pasokan. Biasanya Pertamina menyalurkan premium dan solar 18 ribu liter dalam dua hari. Namun sekarang, hanya sekali untuk stok tiga hari. “Tidak apa-apa dijual ke warga yang pakai jerigen karena ada izin dari Disperindag Kuantan Singingi,” kata petugas SPBU, Akir.

Sales Manager Representatif Pertamina Region I Riau, Witdoso membantah kelangkaan BBM di Riau. Menurut Witdoso yang dihubungi via telepon, kekurangan premium dan solar di Kuantan Singingi disebabkan keterlambatan kendaraan yang mengangkut pasokan ke daerah. Pertamina juga membolehkan warga membeli BBM dengan membawa jerigen sepanjang ada izin dari pemerintah setempat. “Ada ketentuannya, kalau ada izin silakan. Tapi kalau tidak, itu yang kita tindak,” kata Witdoso. (asr)

BBM Langka di Kuantan Singingi, Ratusan Warga Antre di SPBU

KUANTAN SINGINGI (RS) Ratusan warga antre di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) akibat kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kabupat...

Minggu, 24 Juli 2011

KUANTAN SINGINGI (RS) Ribuan warga menghadiri tradisi Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi, Minggu (24). Tradisi pacu jalur tetap dipertahankan masyarakat Kuantan Singingi sejak zaman penjajahan Belanda.

Festival Pacu Jalur digelar di Sungai Kuantan, Kota Teluk Kuantan, Kuantan Singingi. Warga berbondong-bondong datang ke Tepian Narosa untuk menyaksikan tradisi yang masuk kalender pariwisata nasional ini.

Sebelum lomba digelar, ribuan warga sudah memadati lokasi Pacu Jalur, menunggu tim dayung yang diunggulkan. Perahu atau masyarakat setempat menyebutnya jalur sepanjang 40 meter diisi 50 pendayung. Biasanya setiap tahun, Pacu Jalur diikuti ratusan tim dayung dari 12 kecamatan.

Salah seorang pengunjung, Iskandar mengharapkan masyarakat Kuantan Singingi melestarikan tradisi Pacu Jalur untuk memperkaya budaya nasional. “Tradisi unik karena tidak ditemukan di daerah lain. Semoga masyarakat tetap mempertahankannya sebagai budaya asli,” kata Iskandar.

Ratusan pendayung atau anak jalur bersaing memperebutkan hadiah berupa uang puluhan juta rupiah dan kerbau. Di zaman kolonial Belanda tahun 1900, pacu jalur diadakan untuk memeriahkan hari ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina. Namun sejak kemerdekaan, Pacu Jalur digelar sebagai hiburan rakyat sebelum atau setelah Hari Proklamasi 17 Agustus.

Biasanya Pacu Jalur juga dibarengi kegiatan jual beli di sekitar lokasi acara, Kota Teluk Kuantan. Pedagang dadakan muncul di pinggir Sungai Kuantan menjual makanan khas daerah dan berbagai kebutuhan warga. Perputaran uang ratusan juta rupiah selama even budaya ini mampu mendongkrak ekonomi masyarakat setempat. (asr)

Ribuan Warga Hadiri Tradisi Pacu Jalur

KUANTAN SINGINGI (RS) Ribuan warga menghadiri tradisi Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi, Minggu (24). Tradisi pacu jalur tetap dipert...

Jumat, 22 Juli 2011

ROKAN HULU (RS) Kebakaran lahan gambut terjadi di Kabupaten Rokan Hulu, Jumat (22/7). Api juga menghanguskan kebun kelapa sawit milik warga.

Sekitar 500 hektare lahan gambut di Desa Sontang, Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu terbakar. Api dengan cepat meluas karena cuaca panas dan angin kencang di lokasi.

Diduga warga sengaja membakar lahan untuk areal perkebunan. Aksi ini marak terjadi setiap musim kemarau di Riau. Kebakaran lahan sulit dikendalikan sehingga merambat ke kebun kelapa sawit milik petani.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau menyatakan Pemerintah Provinsi Riau gagal mengatasi kebakaran hutan dan lahan setiap tahun. Akibatnya bencana asap melanda sebagian wilayah Sumatera sampai negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.

Direktur Eksekutif Walhi Riau Hariansyah Usman menilai penegakan hukum tidak berjalan sehingga pembakar lahan bebas melakukan aksinya. “Aparat hukum lambat bekerja. Akibatnya tidak ada efek jera bagi perusak lingkungan sehingga aksi membakar lahan terus terjadi,” kata Hariansyah. (dri)

Kebakaran Lahan Gambut Melanda Rokan Hulu

ROKAN HULU (RS) Kebakaran lahan gambut terjadi di Kabupaten Rokan Hulu, Jumat (22/7). Api juga menghanguskan kebun kelapa sawit milik warga....

Kamis, 21 Juli 2011

DUMAI (RS) Menjelang bulan puasa, harga kebutuhan pokok melambung di Kota Dumai, Riau. Kenaikan yang berarti terjadi pada harga ayam, ikan dan udang di Pasar Sri Mersing, Dumai.

Kenaikan harga bahan pokok membuat para konsumen dan pedagang mengeluh. Pasalnya sembako sangat dibutuhkan, khususnya untuk berbuka puasa.

Beberapa jenis ikan di pasaran yang mengalami kenaikan adalah tuna, pari, kombolo dan tongkol. Sebelumnya berkisar hanya Rp 15 ribu, saat ini menjadi Rp 25 ribu perkilogram. Harga udang dari Rp 50 ribu naik menjadi Rp 65 ribu perkilogram. Harga ayam dari Rp 18 ribu melonjak Rp 24 ribu perkilogram.

Namun hingga saat ini, kenaikan barang kebutuhan pokok belum ditanggapi Pemerintah Kota Dumai dengan melakukan operasi pasar.

Seorang pembeli, Marnis mengharapkan pemerintah segera membantu warga dengan melakukan operasi pasar untuk menurunkan harga sembako. “Kami perlu bantuan, kalau harga terus melambung, ekonomi makin susah,” kata Marnis. Ia mengaku kenaikan harga membebani masyarakat. Sementara pedagang mengeluh karena kenaikan harga membuat pembeli berkurang. Daya beli masyarakat rendah, sedangkan harga sembako terus meningkat. (bbg)

Harga Sembako Melambung di Dumai

DUMAI (RS) Menjelang bulan puasa, harga kebutuhan pokok melambung di Kota Dumai, Riau. Kenaikan yang berarti terjadi pada harga ayam, ikan d...
PEKANBARU (RS) Puluhan korban pemutusan hubungan kerja (PHK) massal sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit menduduki Kantor Dinas Tenaga Kerja Riau. Warga mulai terserang berbagai penyakit karena buruknya sanitasi, Kamis (21/7).

54 bekas pekerja PT Subur Arun Makmur (SAM) menduduki Kantor Dinas Tenaga Kerja Riau, Jl Pepaya, Pekanbaru. Mereka diberhentikan perusahaan setelah melakukan aksi menuntut hak tenaga kerja, awal Mei 2011.

Mantan karyawan dan keluarga terpaksa bertahan di kantor pemerintah karena tidak punya tempat tinggal setelah diusir dari perkebunan kelapa sawit di Rokan Hulu. Warga sudah satu minggu menuntut hak mereka sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja. Namun hingga kini, tuntutan puluhan korban PHK belum ditanggapi.

“Nasib kami diabaikan perusahaan dan pemerintah. Kemana lagi mau mengadu,” kata koordinator mantan pekerja, Patar Sitanggang.

Menurut Patar, warga minta PT Subur Arun Makmur melunasi gaji dan pesangon yang belum dibayar. Warga juga minta perusahaan grup bisnis Singapura First Resouerces Limited ini mengganti tempat tinggal mereka karena diusir petugas keamanan perusahaan dibantu polisi.

“Kami diintimidasi hanya karena menuntut hak, seperti upah yang layak dan insentif lembur. Tapi malah dipecat,” kata Patar.

Ia menambahkan pekerja tidak mendapatkan hak libur di hari besar kenegaraan seperti tanggal 17 Agustus. Mereka juga harus bekerja saat pemilihan umum kepala daerah (pemilukada). Bahkan, pekerja tidak diberi fasilitas rumah ibadah untuk melaksanakan perintah agama.

Akibat aksi ini, anak-anak yang ikut bertahan bersama orang tuanya di Dinas Tenaga Kerja Riau mulai terserang penyakit, seperti gatal-gatal, batuk dan muntaber. Kondisi ini disebabkan buruknya sanitasi dan kualitas makanan. Anggota medis dari Ormas Nasional Demokrat Pekanbaru melakukan pengobatan untuk membantu warga yang menderita. (asr)

Korban PHK Massal Terserang Penyakit di Disnaker Riau

PEKANBARU (RS) Puluhan korban pemutusan hubungan kerja (PHK) massal sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit menduduki Kantor Dinas Tenaga ...

Rabu, 20 Juli 2011

PEKANBARU (RS) Sekitar 25 pasien Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan mengikuti lomba joget di Taman Alam Mayang, Pekanbaru, Rabu (20/7). Mereka terdiri dari pria dan wanita berusia 20 hingga 40 tahun.

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk terapi untuk menyembuhkan gangguan psikologi. Pasien larut dalam suasana gembira saat berjoget bersama diiringi musik. Mereka bersaing untuk mendapatkan berbagai hadiah yang disediakan panitia.

Kegiatan lomba joget ini digelar dokter RSJ Tampan yang dilaksanakan rutin setiap tahun. Pasien yang ikut terapi adalah mereka yang mulai pulih dari sakit jiwa. Menurut Direktur RSJ Tampan, Mursal Amir, rehabilitasi melalui rekreasi ini sangat efektif karena mampu memulihkan psikis pasien yang terganggu.

“Rehabilitasi itu banyak caranya, bisa melalui rekreasi seperti ini. Bisa juga pemberian keterampilan dan ibadah,” kata Mursal.

Ia menambahkan terapi akan mendorong pasien sembuh karena mendapatkan semangat kejiwaan. Mursal berharap masyarakat tidak mengucilkan pasien sakit jiwa. Menurut Mursal, mereka justru seharusnya mendapatkan bimbingan mental dari keluarga dan lingkungan.

Puluhan pasien juga mengikuti pertandingan sepakbola dan lomba bakiak. Sejumlah pegawai rumah sakit jiwa mengawasi kegiatan ini. Setiap pasien dikawal pegawai untuk mencegah perkelahian di antara mereka.

Total pasien RSJ Tampan yang akan mengikuti terapi mencapai 152 orang. Mereka rata-rata mengalami sakit jiwa karena tekanan ekonomi dan perselisihan rumah tangga. (asr)

Pasien Sakit Jiwa Ikuti Lomba Joget di Pekanbaru

PEKANBARU (RS) Sekitar 25 pasien Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan mengikuti lomba joget di Taman Alam Mayang, Pekanbaru, Rabu (20/7). Mereka te...

Selasa, 19 Juli 2011

PEKANBARU (RS) Sekitar 54 mantan pekerja PT Subur Arum Makmur (SAM) berunjuk rasa di bundaran Kantor Wali Kota Pekanbaru, Jl Sudirman. Massa memprotes pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang dilakukan anak perusahaan PT Surya Dumai tersebut.

Menurut koordinator aksi Patar Sitanggang, perusahaan mem-PHK pekerja karena alasan mangkir. Namun, pekerja menuding perusahaan perkebunan kelapa sawit itu hanya mencari dalih untuk mengusir mereka.

Patar menyatakan PHK yang dilakukan Mei 2011 tersebut membuat pekerja kehilangan mata pencaharian. “Anak-anak kami juga putus sekolah karena tidak ada uang,” kata Patar.

54 pekerja yang dipecat terdiri dari buruh panen, perawatan dan pemupukan. Saat ini, ungkap Patar, mereka tidak bisa lagi menghidupi keluarga karena tidak punya pendapatan.

Patar menjelaskan selama ini, PT SAM tidak memenuhi hak pekerja sesuai undang-undang. “Tidak ada sarana ibadah, hari libur tetap bekerja tanpa uang lembur,” kata Patar.

Ia menambahkan pekerja diminta tetap beraktivitas di hari besar kenegaraan seperti tanggal 17 Agustus. Patar menyatakan PT SAM selama ini mengabaikan kesejahteraan karyawan. Mereka sudah mengadu ke Dinas Tenaga Kerja Rokan Hulu, namun sayangnya tidak ditanggapi. (asr)

Puluhan Mantan Pekerja PT SAM Unjuk Rasa, Protes PHK Massal

PEKANBARU (RS) Sekitar 54 mantan pekerja PT Subur Arum Makmur (SAM) berunjuk rasa di bundaran Kantor Wali Kota Pekanbaru, Jl Sudirman. Massa...
ROKAN HULU (RS) Polres Rokan Hulu menangkap sembilan pemakai narkoba di sejumlah tempat hiburan, Selasa (19/7). Polisi juga menyita barang bukti berupa shabu dari tangan komplotan ini.

Sembilan tersangka ditahan di Markas Polres Rokan Hulu. Mereka ditangkap di tempat hiburan secara terpisah. Komplotan pengguna narkoba ini diduga mendapat pasokan narkoba dari luar daerah.

Mereka bertransaksi di tempat hiburan, wisma dan kafe remang-remang di Kecamatan Ujung Batu. Polisi menyita enam paket shabu, alat hisap, tujuh paket ganja kering, uang Rp500 ribu dan kendaraan.

“Operasi antinarkoba ini dilakukan setelah kami menerima laporan masyarakat tentang peredaran narkoba di tempat hiburan,” kata Kasat Narkoba Polres Rokan Hulu AKP Jini Wardi.

Para tersangka dijerat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang psikotropika dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara. Polisi terus meningkatkan razia karena diduga Rokan Hulu sudah menjadi tempat peredaran narkoba antar provinsi di Sumatera. (dri)

Polisi Tangkap 9 Pemakai Narkoba di Rokan Hulu

ROKAN HULU (RS) Polres Rokan Hulu menangkap sembilan pemakai narkoba di sejumlah tempat hiburan, Selasa (19/7). Polisi juga menyita barang ...
PEKANBARU (RS) Seorang ibu rumah tangga jatuh pingsan saat unjuk rasa menolak Calon Wali Kota Pekanbaru berpoligami. Kalangan ibu-ibu memprotes Calon Wali Kota Pekanbaru Firdaus yang diduga beristri dua dan memalsukan identitas keluarganya.

Sekitar 150 ibu rumah tangga menggelar aksi di depan Kantor Wali Kota Pekanbaru, Jl Sudirman, Selasa (19/7). Saat unjuk rasa berlangsung, tiba-tiba seorang ibu jatuh pingsan di pinggir jalan. Beberapa polisi yang mengamankan aksi langsung mengevakuasi wanita berusia 40 tahun ini ke salah satu ruangan di Kantor Wali Kota Pekanbaru.

Diduga karena lelah, ibu rumah tangga yang ikut aksi memprotes poligami tersebut pingsan. Namun ia kembali sadar setelah mendapat pertolongan polisi dan pegawai.

Ratusan ibu rumah tangga yang tergabung dalam Forum Perempuan Peduli Demokrasi (FPPD) menolak Calon Wali Kota Pekanbaru Firdaus yang diduga beristri dua atau poligami. Pengunjuk rasa menilai Firdaus berbohong karena hanya melaporkan satu istri sebagai data persyaratan pemilihan umum kepala daerah (pemilukada).

Massa menolak calon wali kota berpoligami karena dikhawatirkan tidak mampu mengurus rumah tangganya, apalagi masyarakat. “Kami mendesak Panwaslu Pekanbaru melaporkan kasus dugaan pemalsuan dokumen pemilukada ini ke polisi. Ini namanya pembohongan publik,” kata koordinator aksi, Eva. (asr)



Ibu Rumah Tangga Pingsan Saat Unjuk Rasa Tolak Calon Wali Kota Berpoligami

PEKANBARU (RS) Seorang ibu rumah tangga jatuh pingsan saat unjuk rasa menolak Calon Wali Kota Pekanbaru berpoligami. Kalangan ibu-ibu mempro...

Kamis, 14 Juli 2011

PEKANBARU (RS) Puluhan pemuda menggelar aksi di depan Kantor Gubernur Riau, Jl Sudirman, Pekanbaru, Kamis (14/7). Massa yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Pekanbaru Bersatu (AMPB) sempat membakar foto Gubernur Riau Rusli Zainal, istri gubernur yang juga calon Wali Kota Pekanbaru Septina Primawati dan adiknya Joni Irwan.

Pengunjuk rasa menilai kepemimpinan Rusli Zainal sarat nepotisme karena melibatkan anggota keluarga dalam pemerintahan. Massa menuntut Pelaksana Tugas Wali Kota Pekanbaru tidak berasal dari Rusli Zainal untuk menjaga netralitas pemilihan kepala daerah ( pemilukada).

Setelah puas berorasi, massa menyegel pintu gerbang Kantor Gubernur Riau. Mereka melanjutkan aksi ke Studio Radio Republik Indonesia (RRI) Pekanbaru.

Sebelumnya, sekitar 20 mahasiswa juga menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Riau. Mereka yang menamakan diri Barisan Mahasiswa Pemuda Perubahan (Bamper) terlibat saling dorong dengan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Mereka mendesak ingin masuk kantor gubernur, namun dihadang petugas keamanan.

Mahasiswa menuntut orang yang menduduki jabatan Pelaksana Tugas Wali Kota Pekanbaru tidak berpihak ke salah satu calon kepala daerah.

Massa Bamper mengkritisi besarnya dana pemilukada ulang yang mencapai Rp7 milyar. Menurut Koordinator Bamper Bherry Tinanto, dana pemilukada sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan rakyat.

“Kami mendesak pemilukada ulang benar-benar dilaksanakan dengan jujur dan adil. Tujuannya, agar tidak terjadi lagi kecurangan. Jika masih ada pelanggaran, rakyat jadi korban karena harus menanggung terus dana pemilukada,” kata Bherry.

Pengunjuk rasa ditemui Kepala Biro Pemerintahan Pemerintah Provinsi Riau Riska Utama. Mahasiswa membubarkan diri setelah menyampaikan aspirasi. Aksi tersebut dikawal puluhan anggota Polresta Pekanbaru. (asr)

Massa Bakar Foto Gubernur Riau, Tuntut Pemilukada Netral

PEKANBARU (RS) Puluhan pemuda menggelar aksi di depan Kantor Gubernur Riau, Jl Sudirman, Pekanbaru, Kamis (14/7). Massa yang menamakan diri...

Selasa, 12 Juli 2011

PEKANBARU (RS) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau mengungkapkan 25 petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pekanbaru terindikasi mengonsumsi narkoba. Mereka diduga memakai barang haram tersebut setelah dilakukan tes urine.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau Djoni Muhammad menyampaikan fakta peredaran narkoba di Lapas Pekanbaru, Selasa (12/7). Menurut Djoni, pihaknya mengusulkan pemberhentian enam pegawai yang terindikasi bersalah karena mengonsumsi narkoba. Sejumlah petugas sudah diajukan ke polisi untuk diproses secara hukum.

“Bahkan ada pegawai sudah dua kali kedapatan pakai narkoba, itu tidak ada ampun lagi,” kata Djoni.

Ia menjelaskan dari 131 petugas Lapas Pekanbaru, 25 orang atau 19,8 persen dinyatakan diduga memakai narkoba setelah mengikuti tes urine Mei 2011. Saat ini, mereka menjalani pembinaan dan pengawasan selama tiga bulan.

“Kami memperketat pengawasan di Lapas Pekanbaru untuk menghentikan peredaran narkoba. Razia juga terus ditingkatkan. Seperti diketahui, 35 persen penghuni lembaga ini tersangkut kasus narkoba,” kata Djoni.

Sementara itu, tiga narapidana ditangkap karena mengonsumsi narkoba dalam Lapas Pekanbaru, Selasa (12/7). Ketiga narapidana yang tertangkap mengonsumsi narkoba langsung digiring ke Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau. Mereka masing-masing berinisial IS, AR dan RO harus berurusan kembali dengan polisi karena kedapatan mengonsumsi shabu.

Sebelumnya ketiga narapidana divonis Pengadilan Negeri Pekanbaru karena kasus serupa. Operasi antinarkoba Lapas Pekanbaru menyita barang bukti dari narapidana 35 amplop berisi shabu. Polisi masih memeriksa ketiga narapidana untuk mengungkap jaringan narkoba dalam Lapas Pekanbaru. (asr)

Puluhan Petugas Lapas Pekanbaru Terindikasi Pakai Narkoba

PEKANBARU (RS) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau mengungkapkan 25 petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pekanbaru te...

Senin, 11 Juli 2011

SIAK (RS) Kebakaran lahan di Riau terus meluas. Api membakar lahan di Kabupaten Siak, Senin (11/7). Akibat kebakaran areal gambut tersebut, kabut asap menutupi jalan lintas Sumatera.

Kebakaran lahan terjadi di pinggir jalan lintas Pekanbaru-Duri. Tepatnya di jalan yang menghubungkan Provinsi Riau dengan Sumatera Utara, Kecamatan Minas, Siak.

Api menghanguskan lahan gambut sekitar 100 meter persegi. Kebakaran dengan cepat meluas karena cuaca panas dan angin kencang di lokasi. Tidak diketahui siapa yang membakar lahan ini.

Namun biasanya pembakar lahan meninggalkan lokasi setelah api membesar untuk menghindari sanksi hukum. Pemilik lahan diduga sengaja membakar areal gambut untuk kawasan perkebunan kelapa sawit atau pemukiman. “Saya lihat api sudah membesar. Tapi tidak ada orang di lokasi. Mungkin sengaja dibakar,” kata warga, Ainul.

Akibat kebakaran lahan, kabut asap menutupi jalan lintas Sumatera. Kondisi ini rawan kecelakaan lalu lintas karena jarak pandang terbatas. Kegiatan membuka lahan dengan cara membakar saat ini memang marak terjadi di Riau. Meski melanggar Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, tidak ada sanksi tegas dari aparat hukum. Akibatnya pembakar lahan terus melakukan aksinya setiap tahun. (asr)

Kebakaran Lahan Melanda Siak, Jalan Lintas Sumatera Berkabut

SIAK (RS) Kebakaran lahan di Riau terus meluas. Api membakar lahan di Kabupaten Siak, Senin (11/7). Akibat kebakaran areal gambut tersebut, ...

Sabtu, 09 Juli 2011

Kecewa Putusan MK Terkait Pemilukada Ulang

PEKANBARU (RS) Puluhan pemuda membakar foto Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan Gubernur Riau Rusli Zainal, Sabtu (9/7). Massa yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Pekanbaru Bersatu (AMPB) memprotes keputusan MK yang isinya memerintahkan pemungutan suara ulang dalam pemilihan Wali Kota Pekanbaru.

Pengunjuk rasa sempat memblokir pintu gerbang Gelanggang Remaja Pekanbaru, lokasi acara ‘Rossy Goes to Campus, Indonesia Tangguh.’ Dalam acara tersebut, hadir Mahfud MD dan Rusli Zainal.

AMPB menyatakan MK mengorbankan masyarakat demi kepentingan politik tertentu. Keputusan lembaga tersebut dinilai tidak netral. MK mengabulkan gugatan calon Wali Kota Pekanbaru Septina Primawati yang juga istri Gubernu Riau, akhir Juni 2011.

“Dana pemilukada ulang Rp7 milyar seharusnya bisa dimanfaatkan untuk rakyat miskin yang membutuhkan,” kata salah seorang pengunjuk rasa.

Massa akhirnya membakar foto Mahfud MD dan Rusli Zainal karena kecewa pada kedua tokoh tersebut. Mereka juga menyegel pintu gerbang Gelanggang Remaja. Namun, pengunjuk rasa membubarkan diri dan tidak sempat menghadang Mahfud MD. Aksi ini dikawal puluhan anggota Poltabes Pekanbaru dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Riau. (asr)

Massa Bakar Foto Mahfud MD dan Rusli Zainal

Kecewa Putusan MK Terkait Pemilukada Ulang PEKANBARU (RS) Puluhan pemuda membakar foto Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan Guber...
KAMPAR (RS) Kondisi puluhan rumah untuk korban banjir di Desa Teluk Kenidai, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, memprihatinkan. Warga yang terdiri dari korban banjir menolak menghuni rumah karena pembangunan terbengkalai dan minim fasilitas.

Sekitar 40 unit rumah yang dibangun di Teluk Kenidai tidak selesai. Sejak berdiri tahun 2009, hanya tiga rumah yang ditempati warga. Sebagian besar rumah bantuan Kementerian Sosial terlihat memprihatinkan.

Warga menolak tinggal di rumah ini karena tidak ada fasilitas air dan listrik. Bantuan Rp7 juta dari Kementerian Sosial dinilai warga tidak cukup sehingga pembangunan terbengkalai. Akibatnya rumah mereka dibiarkan tanpa lantai, tidak ada atap, pintu, jendela dan platfon.

Warga mengaku kesulitan tinggal di lokasi ini karena minimnya fasilitas untuk kebutuhan sehari-hari. Menurut warga Sumir, sebagian keluarga miskin yang sudah menetap tidak sanggup bertahan dan akhirnya memilih pindah. “Mereka tidak sanggup tinggal disini. Bagaimana mau bertahan, tidak ada air dan listrik untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Sumir, beberapa waktu lalu.

Lembaga swadaya masyarakat, Indonesia Monitoring Development (IMD) menyayangkan gagalnya proyek rumah rakyat miskin di Riau. Padahal rumah ini dibutuhkan masyarakat yang ekonominya terpuruk akibat bencana banjir. Direktur Eksekutif IMD Raja Adnan menyatakan sudah melayangkan somasi ke Dinas Sosial Provinsi Riau karena gagalnya proyek rumah korban banjir.

“Kami minta klarifikasi dinas terkait. Apakah memang anggaran untuk pembangunan rumah layak huni itu hanya sekitar Rp7 juta perkeluarga,” kata Adnan.

Berdasarkan data IMD, seharusnya setiap keluarga miskin mendapat bantuan Rp30 juta. Total dana APBN untuk pembangunan 40 unit rumah layak huni di Kampar Rp1,2 milyar. IMD mendesak Dinas Sosial Provinsi Riau dan Kementerian Sosial bertanggung jawab terhadap kegagalan pembangunan rumah untuk rakyat miskin tersebut. (asr)

Puluhan Rumah Korban Banjir Memprihatinkan di Kampar

KAMPAR (RS) K ondisi puluhan rumah untuk korban banjir di Desa Teluk Ke nidai, Kecamatan Tambang, Ka bupaten Kampar, memprihatinkan. Warga...

Jumat, 08 Juli 2011

PEKANBARU (RS) Petugas Bea Cukai Pekanbaru memusnahkan ribuan barang selundupan dari Malaysia dan Singapura, Jumat (8/7). Pemusnahan dilaksanakan di Kompleks Markas Satuan Polisi Pamong Praja Riau, Jl Kembang Sari, Pekanbaru. Barang ilegal ini tidak memiliki izin masuk ke Indonesia dan diduga mengandung bahan berbahaya.

Produk yang dimusnahkan terdiri dari obat-obatan, minuman keras, rokok ilegal dan peralatan kendaraan. Total kerugian negara akibat penyelundupan ini Rp1,8 milyar. Ribuan barang bukti dimusnahkan dengan cara dibakar dan digiling menggunakan alat berat. Bea Cukai menyita produk luar negeri ini dalam kurun waktu tiga tahun terakhir di Pelabuhan Sungai Duku dan sekitarnya. Para penyelundup menyusupkan barang tanpa izin impor dari Malaysia dan Singapura melalui jalur pelayaran Selat Malaka.

Menurut Kepala Seksi Penindakan Bea Cukai Pekanbaru Haryo Julianto, pihaknya akan terus melakukan pengawasan di pintu masuk Riau untuk mencegah aksi penyelundupan. “Kasus penyelundupan ini merugikan negara karena tidak memiliki izin impor dan tanpa membayar bea masuk,” kata Haryo.

Penyidik Bea Cukai Pekanbaru sudah menahan sejumlah tersangka yang diduga memasarkan produk impor secara tidak sah. Tersangka dijerat dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara. (asr)

Bea Cukai Pekanbaru Musnahkan Ribuan Barang Selundupan

PEKANBARU (RS) Petugas Bea Cukai Pekanbaru memusnahkan ribuan barang selundupan dari Malaysia dan Singapura, Jumat (8/7). Pemusnahan dilaksa...
PEKANBARU (RS) Pemerintah Provinsi Riau mengakui kewalahan mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Penegakan hukum juga sulit dilakukan karena barang bukti minim dan jumlah petugas keamanan terbatas.

Pengakuan ini disampaikan Kepala Badan Lingkungan Hidup Riau Fadrizal Labay, Jumat (8/7) di Pekanbaru. Fadrizal mengungkapkan pemerintah daerah kewalahan mengatasi kebakaran hutan dan lahan karena kawasan yang terbakar sangat luas dan sulit dijangkau. Ia juga menjelaskan aparat hukum belum mampu menangkap pembakar lahan karena minimnya alat bukti.

“Hingga kini, belum ada warga maupun perusahaan yang diperiksa karena membakar lahan. Memang sulit melakukan penegakan hukum karena bukti dan saksi lemah,” kata Fadrizal.

Ia menambahkan ada lahan konsesi milik perusahaan yang terbakar. Namun, sulit membuktikan perusahaan sengaja membakar lahan karena di lokasi itu juga ada pemukiman masyarakat. “Banyak lahan yang tumpang tindih. Inikan faktanya yang terjadi di Riau,” kata Fadrizal.

Kebakaran hutan dan lahan sudah hampir seminggu melanda Riau. Namun, hingga kini belum berhasil diatasi. Kawasan gambut di enam kabupaten dan kota masih menyala. Wilayah terparah dilalap api antara lain Kabupaten Rokan Hilir, Rokan Hulu dan Kampar.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru mendata 23 titik api (hot spot) di Riau, masing-masing di Rokan Hilir 9, Rokan Hulu 5, Bengkalis 2, Siak 2, Kampar 4 dan Meranti 1.

Akibat kebakaran lahan, kabut asap menyelumuti sebagian daerah, seperti Pekanbaru. Kabut asap menyebabkan aktivitas warga terganggu. Ratusan warga terserang penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), iritasi mata dan kulit. (asr)

Pemprov Riau Akui Kewalahan Atasi Kebakaran Lahan

PEKANBARU (RS) Pemerintah Provinsi Riau mengakui kewalahan mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Penegakan hukum juga sulit dilakukan karena ...

Kamis, 07 Juli 2011

PEKANBARU (RS) Kapolda Riau Brigjen Suedi Husein menyatakan sudah membentuk tim untuk mencari Nazaruddin di Pekanbaru. Tim Polda Riau sudah melakukan penyisiran dua hari, namun belum menemukan politisi Partai Demokrat tersebut.

Isu keberadaan Nazaruddin di Pekanbaru mendapat perhatian serius Polda Riau. Tersangka kasus dugaan korupsi di Kementerian Pemuda dan Olahraga tersebut memang memiliki keluarga di Pekanbaru.

Salah satunya di Jl Dagang Gang Amal, Kecamatan Sukajadi. Rumah ini milik istri Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni. Menurut warga setempat, sejak kasus korupsi Nazaruddin mencuat di media massa, Neneng dan suaminya menghilang.

“Kami sudah melakukan pencarian dua hari terakhir. Tapi, sampai sekarang masih belum ada petunjuk (keberadaan Nazaruddin),” kata Kapolda Riau Brigjen Suedi Husein kepada wartawan, Kamis (7/7).

Anggota Polda Riau sudah menyisir setiap lokasi yang dicurigai sebagai tempat persembunyian Nazaruddin. Namun, hingga kini polisi mengaku belum menemukan titik terang. Suedi menyatakan polisi akan terus mencari keberadaan Nazaruddin. Jika tersangka ditemukan di Pekanbaru, Polda Riau akan segera berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Tentunya kami berkoordinasi. Polda Riau siap bekerja sama dengan KPK,” kata Suedi. (asr)

Polda Riau Buru Nazaruddin di Pekanbaru

PEKANBARU (RS) Kapolda Riau Brigjen Suedi Husein menyatakan sudah membentuk tim untuk mencari Nazaruddin di Pekanbaru. Tim Polda Riau sudah ...
PEKANBARU (RS) Keberadaan keluarga Nazaruddin di Pekanbaru semakin misterius. Hingga kini, tidak satu pun anggota keluarga politisi Partai Demokrat tersebut bisa dihubungi.

Keluarga Nazaruddin di Pekanbaru diduga menghilang beberapa minggu terakhir. Salah satunya, keluarga Nazaruddin yang tinggal di Jl Dagang Gang Amal, Kelurahan Kampung Tengah, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru.

Di rumah yang sedang direnovasi ini, tinggal istri Nazaruddin Neneng Sri Wahyuni dan saudaranya. Keluarga tersangka kasus korupsi di Kementerian Pemuda dan Olahraga tersebut tidak ditemukan di lokasi.

Sehari-hari pembangunan rumah mewah bergaya minimalis ini diawasi abang ipar Nazaruddin, Syafrizal. Namun, Syafrizal pun tidak ditemukan saat dikunjungi wartawan.

Menurut Ketua RT 03 RW 04 Kelurahan Kampung Tengah Latif, Neneng jarang terlihat warga sejak kasus dugaan korupsi suaminya muncul di media massa. Latif mengaku tidak tahu dimana warganya Neneng saat ini karena tidak pernah melapor. “Dia sudah jarang terlihat. Apalagi Nazaruddin, mereka tidak pernah melapor kepada saya,” kata Latif. (asr)

Keluarga Nazaruddin di Pekanbaru Menghilang

PEKANBARU (RS) Keberadaan keluarga Nazaruddin di Pekanbaru semakin misterius. Hingga kini, tidak satu pun anggota keluarga politisi Partai D...
PEKANBARU (RS) Ratusan warga berunjuk rasa di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pekanbaru, Kamis (7/7). Massa menuntut Gubernur Riau Rusli Zainal tidak mengintervensi pemilukada ulang di Pekanbaru.

Sekitar 500 warga 12 kecamatan di Pekanbaru berjalan kaki dari Jl Cut Nyak Din menuju Kantor KPU Kota Pekanbaru. Pengunjuk rasa yang menamakan diri Gerakan Masyarakat Cinta Pekanbaru terdiri dari pemuda dan ibu rumah tangga. Mereka menuntut Gubernur Riau Rusli Zainal tidak mempengaruhi proses pemilihan Wali Kota Pekanbaru.

Koordinator aksi, Agun Zulfaira minta gubernur yang juga manajer tim sukses Septina Primawati, salah satu calon Wali Kota Pekanbaru tidak mengintervensi pemilukada. Agun menyatakan Rusli Zainal seharusnya netral dalam mengawasi pemilihan kepala daerah. “Kami khawatir ada intervensi dan tekanan terhadap KPU Pekanbaru yang dilakukan gubernur,” kata Agun.

Pengunjuk rasa diterima Ketua KPU Kota Pekanbaru Yusri Munaf. Yusri menyatakan siap melaksanakan keputusan Mahkamah Konstitusi. Keputusan tersebut memerintahkan KPU melakukan pemilihan kepala daerah ulang. Yusri juga berterima kasih terhadap dukungan moral dari masyarakat kepadanya.

Setelah menyampaikan aspirasi, warga melanjutkan aksi ke KPU Provinsi Riau. Unjuk rasa ini dikawal puluhan anggota Polres Kota Pekanbaru. (asr)

Ratusan Warga Unjuk Rasa, Tuntut Gubernur Riau Tidak Intervensi KPU Pekanbaru

PEKANBARU (RS) Ratusan warga berunjuk rasa di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pekanbaru, Kamis (7/7). Massa menuntut Gubernur Riau R...

 

berdaulat.co © 2015 - Blogger Templates Designed by Templateism.com, Plugins By MyBloggerLab.com